MENGAPA perempuan muslim harus menutup auratnya?
Wajib sebagaimana diperintahkan Allah dalam Al-Qur’an dan hadits Nabi?
Kalau tidak melaksanakan berdosa?
Benar.
Tapi mari kita kesampingkanlah dulu alasan perintah ini.
Kita mafhum, melaksanakan sesuatu karena dasarnya perintah menunjukkan kesadaran diri yang rendah.
Mari kita mendasarkan pada kesadaran diri saja. Mari memahami ini dengan akal sehat saja.
Bila nanti kata akal sehat saja harus, maka benarlah perintah agama.
Pantas Allah dan Rasul-Nya memerintahkannya.
Ini akan lebih kuat menancap dalam hati dibandingkan yang dasarnya karena perintah.
Kita akan lebih kuat melaksanakan sesuatu bila sudah sadar bahwa itu memang keharusan.
Seorang anak akan rajin belajar dengan sendirinya bila menyadari bahwa belajar itu penting karena akan menentukan masa depannya sendiri tanpa harus disuruh-suruh.
Perempun Muslim yang sudah menutup aurat dengan benar dan konsisten itu karena ada kesadaran dalam dirinya.
Sementara yang belum juga karena belum adanya kesadaran dalam dirinya. Bila diri belum sadar, walaupun ceramah didengarkan setiap hari, walaupun ayat Al-Qur’an dibacakan ratusan kali tetap saja seseorang tidak akan tergerak melaksanakan sebuah keharusan.
Mungkin sebenarnya semua perempuan Muslim sudah tahu bahwa menutup aurat sesungguhnya adalah persoalan memuliakan harga diri perempuan.
Dalam Islam perempuan itu makhluk yang mulia dan dimuliakan
. Dengan menutup aurat agama bermaksud menjaga harga diri dan kehormatannya.
Ilustrasi yang paling tepat mengibaratkan perempuan Muslim adalah perhiasan atau barang mahal.
Barang mahal memiliki ciri-ciri :
1. Dijual di toko berkelas
-kelas.
2. Disimpan di etalase yang hanya bisa dipandang dibalik kaca
3. Disegel, tidak bisa dibuka dan disentuh isinya
4. Tidak bisa dicoba dulu
5. Harganya mahal dengan jaminan memuaskan
6. Bergaransi.
2. Disimpan di etalase yang hanya bisa dipandang dibalik kaca
3. Disegel, tidak bisa dibuka dan disentuh isinya
4. Tidak bisa dicoba dulu
5. Harganya mahal dengan jaminan memuaskan
6. Bergaransi.
Kebalikan dari barang Mahal adalah barang Murah.
Ciri-cirinya:
Ciri-cirinya:
1. Adanya di toko murah, di emperan atau di pasar
2. Tidak disegel
3. Diobral
4. Boleh dicoba, bebas disentuh-sentuh,
5. Dipegang-pegang, dicoba berulang kali oleh banyak orang
6. Setelah dicoba boleh tidak jadi dibeli
7. Tidak ada garansi.
2. Tidak disegel
3. Diobral
4. Boleh dicoba, bebas disentuh-sentuh,
5. Dipegang-pegang, dicoba berulang kali oleh banyak orang
6. Setelah dicoba boleh tidak jadi dibeli
7. Tidak ada garansi.
Nah, pilih yang mana?
Nah, Islam memperlakukan perempuan persis seperti barang mahal tersebut.
Diibaratkan dua jenis tadi: “Toko berkelas” adalah keluarganya yang bermartabat yang taat pada agama.
“Disegel, tidak bisa dibuka dan disentuh” adalah prinsip dibalik busana Muslimahnya “Tidak bisa dicoba dulu” adalah menjaga kehormatan.
Tidak bisa memesrai dan menggaulinya tanpa menikahinya dulu; “Harganya mahal” adalah pembelinya harus laki” yang juga mahal (terjaga akhlak dan kepribadiannya).
Laki-laki murahan tidak akan sanggup karena tidak akan berani.
Malu mendapatkannya dan merasa dirinya tidak seimbang. “Bergaransi” adalah orisinial, dijamin masih gadis dan belum disentuh laki-laki lain. Adalah jelas, menutup aurat adalah menjaga diri, menyegel diri, menghormati diri, memuliakan diri.
Perempuan yang menutup auratnya (dengan benar dan akhlaknya terjaga) adalah barang mahal yang tersimpan dalam etalase terjaga dalam sebuah kotak yang tidak bisa dibuka, tersegel, tidak bisa disentuh dan harganya mahal.
Sebaliknya, perempuan yang membuka auratnya (betis, paha, lengan, rambut, leher dan dada, apalagi lebih dari itu) adalah “barang obralan” yang murah tidak perlu repot-repot, ingin membukanya karena ia sudah terbuka (tidak ditutup) silahkan bebas menatap dan menyentuh, dan “merasakannya” (dalam pacaran). Kalau sudah tidak suka lagi atau tidak cocok, boleh tidak jadi memilikinya.
Jadilah, ia barang bekas. Barang bekas tentu tidak berkualitas, murah, karena sudah dipakai orang.
Mengapa perempuan yang seharusnya mahal menjadi murah?
Sabda Nabi, karena hilangnya rasa malu: “Al-hayu-u minal iman” (malu itu sebagian dari iman). “Iman itu ada tujuh puluh cabang dan malu adalah salah satunya,” (HR. Muslim).
“Segala sesuatu ada penegurnya (penjaganya), dan penegur hati adalah rasa malu!” Sangat menyedihkan, bila dulu perempuan malu kelihatan auratnya, sekarang malah bangga mempertontonkannya. Maka berbaju ketat menjadi mode, bercelana pendek berarti gaul dan menonjolkan payudara adalah kebanggaan. Rasa malu hilang dari perasaan perempuan.
Bila perempuan sudah kehilangan rasa malu itu berati kehancuran negara, masyarakat dan keluarga.
Maka benarlah, “Perempuan membuka auratnya dalam kehidupan sosial adalah salah satu sumber kerusakan moral seksual masyarakat termasuk dalam masyarakat Muslim.”
0 Response to " Perempuan, Pilih Mana, Jadi Mahal atau Murah? "
Posting Komentar