Untuk mengasah dan meningkatkan kemampuan murid – muridnya, seorang guru biasanya akan memberikan sejumlah tugas sekolah yang bisa dikerjakan ketika di rumah (PR) dan harus diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Namun adakalanya, tugas yang diberikan terasa sangat sulit karena mungkin siswa yang bersangkutan belum sepenuhnya menguasai materi yang diajarkan oleh guru ketika di sekolah.
Pada beberapa kasus yang telah terjadi, seorang siswa yang belum menyelesaikan PR biasanya akan mengalami perubahan mood drastis seperti menjadi pemurung, pemarah, ketakutan dan bahkan yang lebih parah adalah depresi karena terbayang hukuman ketika di sekolah, ejekan dari teman sekelasnya atau bahkan juga hukuman dari orangtuanya sendiri. Apabila orangtua tidak bijak dalam menyikapi hal semacam ini, maka akibatnya tentu bisa lebih fatal terhadap perkembangan mental si anak itu sendiri. Seperti kasus bunuh diri yang dilakukan oleh seorang siswi SD di China baru – baru ini.
Kejadian itu bermula ketika siswi yang bernama Yu Liao (11), dihukum oleh gurunya karena belum menyelesaikan PR. Ibunya kemudian dipanggil ke sekolah untuk membicarakan masalah pendidikannya di kelas.
Menurut sebuah laporan, Ibunya, Yu Shen (39), merasa sangat dipermalukan oleh perilaku putrinya yang berani membentak - bentak ketika berbicara kepadanya di sekolah. Setelah itu, ibunya diberi izin untuk membawa Yu Liao pulang kembali dan menyelesaikan PR-nya di rumah.
Sesampainya di rumah, ibunya kemudian memberinya setumpuk PR dari sekolah yang masih belum ia kerjakan. Pada saat itulah, Ia kemudian nekat melompat dari balkon lantai ketujuh rumahnya di Provinsi Zhejiang, China Timur. Diduga ia tertekan dan depresi karena tidak ada dukungan dari orangtuanya sendiri.
“Saya benar – benar marah karena putriku yang biasanya patuh tidak mengerjakan PR seperti yang diinstruksikan oleh gurunya. Saya memarahinya selama perjalanan untuk memastikan agar ia tidak mengulangi kesalahannya lagi”. Ibunya mengatakan kepada media lokal dengan ekspresi terkejut.
Sesaat setelah kejadian, dia sempat dilarikan ke rumah sakit, namun kondisinya sudah sangat kritis dan nyawanya tidak tertolong lagi. Ibunya mengatakan bahwa ia tidak melihat ada tanda – tanda depresi atau kecenderungan untuk melakukan bunuh diri sebelumnya. Dia baru menyadari kematian putrinya ketika polisi datang ke rumahnya.
Kepala sekolah, Zheng Chu, mengatakan bahwa tidak ada yang berpikir sesuatu yang serius sepeti ini akan terjadi.
Dia mengatakan: “Ketika gurunya tahu, dia pingsan”.
“Sepengetahuan saya percakapan ketika di kantor normal – normal saja, sama sekali tidak keras. Tapi mungkin ibunya mengatakan sesuatu yang membuatnya sedih pada saat perjalanan pulang dari sekolah”. Dia menambahkan.
0 Response to " Tragis, Gadis 11 Tahun Bunuh Diri Gara-gara PR "
Posting Komentar