Kiat-kiat Agar Menjadi Istri Shalihah


1. SEBAGAI seorang istri, harus memiliki sifat qana’ah yaitu menerima apa adanya segala kemampuan suami dalam hal mencari nafkah. Ia tidak boleh menuntut suaminya melebihi kadar kemampuan yang suami punya. Seorang istri yang shalihah harus senantiasa mengingatkan suaminya untuk mencari nafkah dari sumber yang halal jangan sampai terjerumus dan terjebak ke dalam pekerjaan yang haram. Kita dapat mencontoh dari perkataan para istri salafusshaleh yang selalu mengatakan seperti ini ketika suaminya hendak meninggalkan rumah untuk mencari rezeki, “Hati-hati dan jauhi sumber-sumber rezeki yang haram, karena sesungguhnya kami bisa bersabar menahan lapar, tetapi kami tidak akan sanggup menahan api neraka.”
2. Seorang istri diwajibkan untuk selalu menutup auratnya dan tidak memperlihatkan kecantikannya kepada orang lain yang tidak berhak melihatnya. Membuka aurat, memakai pakaian mini (minim) dan memperlihatkan bagian-bagian tubuh yang indah sangat jelaslah hukumnya haram. Diriwayatkan oleh Aisyah, ia berkata:
“Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: Tidak boleh bagi seorang perempuan membuka pakaiannya di rumah yang bukan milik suaminya, sebab apabila ia lakukan maka berarti ia membongkar auratnya sendiri serta menginjak-injak kemuliaan dan kehormatannya sebagai perempuan (istri),” (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Abu Daud).
Hal ini berlaku pula bagi perempuan yang mempertontonkan aurat dan bagian tubuhnya yang tidak boleh dilihat orang lain di kolam-kolam renang, tempat disko, dan sebagainya.
3. Tidak diperkenankan seorang istri berkenalan dengan lawan jenis terutama teman dari suami. Lebih baik hal seperti ini dihindari sebagai tindakan antisipatif dan sikap kehati-hatian agar tidak munculnya fitnah serta tidak membawa pada dosa kemaksiatan.
4. Seorang istri yang shalehah tidak boleh bersikap sombong dengan membanggakan diri dengan kecantikannya kepada suaminya, atau menghina kejelekan suaminya (kalau fakta suaminya kebetulan jelek secara fisik). Tidak boleh pula berbangga dengan harta dan kekayaannya di hadapan suaminya. Mau bagaimanapun kondisi suami, ia tetap harus dihormati, dihargai, dijaga perasaannya, dilayani dengan sepenuh hati, dijaga kewibawaan dan kehormatannya.
5. Istri yang shalehah harus memiliki rasa cinta dan kasih sayang terhadap semua anak-anaknya. Mendidik dan membesarkan anak-anaknya dengan perasaan tanpa melakukan kekerasan yang kerap terjadi sekarang ini. Berusaha mendidik anak-anak dengan pendidikan Islam yang baik. Tidak mengajarkan anak-anaknya dengan perkataan kasar dan kotor. Orang tua yang baik hendaknya jika sedang ada masalah, jangan membicarakan permasalahan apalagi sampai bertengkar di depan anak-anaknya. Hal ini akan berpengaruh buruk pada anak-anak kelak sudah besar nanti. Ia akan mengikuti apa yang dulu orang tuanya lakukan.
Istri yang shalihah pula selalu ingat akan perjuangan dan kerja keras suami selama ini, jangan melupakan kebaikan suami dikarenakan sebuah kesalahan kecil yang dilakukan suaminya, apalagi sampai melaknat suami. Hal ini sangat tidak baik dan dilarang. Karena hal ini, penghuni neraka lebih banyak dari kaum perempuan. Ketika Rasulullah SAW menjalankan perintah isra’ dan mikraj, beliau melihat dan menyaksikan bahwa kebanyakan penghuni neraka adalah dari kaum perempuan. Lalu beliau ditanya apa sebabnya, maka beliau menjawab:
“Karena perempuan sering (suka) melaknat dan melupakan kebaikan suaminya,” (HR. Bukhari dan Muslim).

0 Response to " Kiat-kiat Agar Menjadi Istri Shalihah "

Posting Komentar