ADA satu mukjizat Rasulullah SAW yang hingga hari ini masih kita sentuh, masih dapat kita lihat, masih dapat kita peluk. Apa mukjizat tersebut? Ya benar, Al-Qur’anul Karim, mukjizat ini yang tidak akan pernah hilang, karena Allah SWT telah memberikan jaminan agung-Nya untuk menjaga mukjizat abadi Rasulullah SAW ini.
Dalam sebuah firman-Nya pun disebutkan “Sesungguhnya Kami yang telah menurunkan adz-Dzikra (Al-Qur’an), dan sungguh kami pula yang akan selalu menjaganya,”(Al-Hijr)
Al-Qur’an sebagai kitab suci dan mukjizat telah diyakini oleh umumnya kaum Muslimin. Tetapi banyak yang tidak mengetahui bahwa salah satu dari mukjizat Al-Qur’an adalah ia mudah untuk dipelajari, baik untuk dibaca, dihafalkan maupun untuk dipahami maknanya.
Begitupun ada pula yang mengatakan bahwa Al-Qur’an akan hilang nanti di akhir zaman. Kalimat tersebut bermaksud bahwa Al-Qur’an akan hilang karena manusia di zaman nanti akan senantiasa jauh dari Al-Qur’an dan pemalsuan Al-Qur’an pun akan marak di zaman nanti. Lalu bagaimana dengan kesiapan kaum Muslim untuk menghadapi zaman tersebut?
Sungguh jikalau kita melihat pada zaman dimana hilangnya Al-Qur’anul karim, maka salah satu kuncinya adalah dengan mempersiapkan para hafizh Al-Qur’an.
Mempersiapkan para hafizh Al-Qur’an sudah dilakukan di zaman Rasulullah bahkan di antara imam pun ada yang menjadi penghafal termuda. Siapa dia yang menjadi penghafal termuda dizaman itu?
Di zaman dahulu informasi tentang umur termuda hafal Al-Qur’an adalah 7 imam yang agung Muhammad bin Idris Al-Syafi’i rahimahullah yang lebih terkenal dengan sebutan Imam Syafi’i, pendiri dan pemimpin mazhab Syafi’i yang merupakan sebuah mazhab fiqih yang luar biasa di antara 4 mazhab yang diakui oleh dunia islam dari masa ke masa.
Tetapi pada zaman ini ternyata rekor itu telah terpecahkan dengan lahirnya hafizh-hafizh cilik dari berbagai dunia islam sebelum usia 7 tahun.
Ummat islam dan bangsa Indonesia patut berbangga dan bersyukur bahwa tahun 2014 telah melahirkan seorang hafizh termuda. Yang dapat menyelesaikan hafalan 30 juznya pada saat usianya 5,5 tahun. Dan itu benar-benar teruji dalam suatu even internasional yaitu Musabaqah Hifzh Al-Qur’an Internasional untuk anak-anak yang berlangsung di Jeddah, Saudi Arabia pada awal Juli 2014.
Dia adalah Musa bin Hanafi berasal dari Bangka. Pada musabaqah tersebut Musa dinobatkan sebagai hafizh Al-Qur’an termuda tahun 2014. Dia juga berhasil mendapatkan nilai mumtaz dan menduduki peringkat 12 dari 25 peserta yang lebih tua dari Musa (antara 10-12 tahun) dan rata-rata berasal dari Negara Arab di mana factor tajwid tentu lebih menguntungkan mereka.
Tetapi rekor penghafal termuda sepanjang sejarah belum tergantikan sampai saat ini yang dipegang 2 orang bersaudara yaitu: Tabarak dan Yazid, anak dari DR. Kamil Allabuudi, warga Negara Mesir bertempat tinggal di Jeddah, Saudi Arabia yang merupakan kota kelahiran Tabarak dan Yazid. Yang mencengangkan adalah bahwa keduanya berhasil merampungkan hafalannya pada usia yang sama yakni 4,5 tahun. Yang pertama menghafal adalah sang kakak, Tabarak, yang dalam Musabaqah Hifzh Al-Qur’an Internasional untuk anak-anak tahun 2009 dinobatkan sebagaipenghafal temuda tahun tersebut. Kemudian setahun berikutnya yakni pada 2010, adiknya Yazid yang tampil dan dinobatkan sebagai penghaal termuda tahun itu. Dia menyelesaikan hafalannya pada usia 4,5 tahun, sama dengan sang kakak saat menyelesaikan hafalannya.
Itulah para penghafal yang banyak diketahui orang yang menjadi motivasi para generasi umat Muslim untuk menjadi hafizh. Kenyataannya banyak para hafizh yang tersebar diberbagai penjuru dunia, sehingga semakin menambah pemahaman dan keyakinan kita bahwa memang Al-Qur’an telah dimudahkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla untuk dipelajari.
Marilah kita mempersiapkan para generasi hafizh untuk dapat menyelamatkan Al-Qur’an dari pemalsuan kaum kafir. Wallahu a’alam bishowab.
0 Response to " Mukjizat Al-Qur’an dalam Penghafalan Manusia "
Posting Komentar