Assalamualaikum calon imamku, bagaimana kabarmu? Aku berdoa semoga kau senantiasa berada dalam penjagaan-Nya. Disela kesibukanmu mempersiapkan masa depan kuharap kau tak lupa makan dan sembahyang. Sebenarnya aku tak sabar ingin segera berada di sampingmu, menyiapkan makan atau mengikutimu sembahyang. Namun, jika waktu belum mengijinkan, aku hanya bisa berdoa sembari memperbaiki diri, agar nanti pertemuan kita menjadi momen paling bahagia.
Adalah Kamu, Yang Masih Menjadi Misteri, Namun Membuatku Merindu Setengah Mati
Sosokmu memang masih menjadi teka-teki sang Ilahi, tapi hati ini sudah merindumu setengah mati. Aku mengatakan hal seperti ini bukan berarti aku wanita yang ngebet ingin segera dinikahi. Bukan. Sebagai seorang remaja biasa yang tak luput dari goda, sering terbesit hasrat memadu cinta lewat jalan pacaran. Melihat teman-teman yang dibanjiri kasih sayang oleh pacar membuatku berharap agar kita segera di pertemukan. Hanya saja jika mengingat islam tidak membenarkan pacaran aku memilih berdiam, memantaskan diri hingga kau datang. Aku ingin berusaha menjaga hati dari kasih sayang laki-laki yang belum sah menjadi suami. Aku sadar sesuatu yang indah dan halal memang tidak mungkin diraih oleh cara instan, untuk itu aku akan bersabar sampai waktu yang telah di tentukan. Taarufan bukan berarti pacaran Jika suatu saat Tuhan mempertemukan kita lebih awal sebelum waktu yang kita rencanakan ku harap kita tidak terpengaruh godaan setan. Alih-alih pacaran, aku lebih suka kita tetap menjadi teman. Saling menyembunyikan perasaan dan memperjuangkan cinta kita lewat harapan yang tiap sepertiga malam kita lantunkan. Jika kau penasaran dan ingin menilaiku lebih dalam, kau bisa cari tahu pada beberapa orang, kerabat atau teman ku kira bisa juga kau andalkan. Atau jika kau malu bertanya, stalking akun sosial media bisa ku rekomendasikan.
karena ta'aruf bukan berarti harus pacaran.
Aku memang jauh dari kata cantik dan seksi, tapi aku tahu cara merawat diri.
Jika nanti kita bertemu, mungkin akan kau jumpai wanita yang sangat biasa dan sederhana dariku. Kulit sawo matang, sedikit jerawat yang bermunculan, atau tubuhku yang mungil tak terlalu panjang. Tapi meskipun jauh dari kata cantik dan seksi bukan berarti aku tak bisa merawat diri. Jujur saja aku sedang berusaha menggunakan perawatan alami demi mendapat kulit yang sehat meski hasilnya tak secepat kilat. Selain hemat, perawatan jenis ini juga jauh dari ketergantungan obat. Kecantikan yang lahir karena obat tentu saja memiliki akibat. Pernah mendengar kasus kematian ibu dan bayi yang dikandungnya karena penggunaan krim pemutih wajah yang bermerkuri? Sepintas kosmetik macam ini memang memberikan hasil yang menjanjikan. Kulit yang semula gelap dan kusam mampu di sulap menjadi putih dan glowing hanya dalam hitungan hari. Tapi siapa sangka kalau sebenarnya itu berbahaya bagi kesehatan. Ku yakin bukan seperti itu jenis wanita yang kau cari. Yang rela menukar kesehatan demi kecantikan.
Bagaimana akan menjaga keluarga jika diri sendiri tak dijaga.
Memang tidak semua wanita yang berkulit putih berpotensi menggunakan krim wajah yang bermerkuri. Tapi percayalah wanita yang berkulit sawo matang jelas lebih sehat. Sebuah study menjelaskan bahwa kulit gelap miliki kandungan melanin yang lebih tinggi, hal ini sangat bermanfaat untuk melindungi kulit dari serangan kanker jahat.
Meski Tak Bergelar Sarjana, Bekerja Di Usia Muda Memaksaku Menjadi Pribadi Yang Dewasa
Pendidikan tinggi memang menjanjikan kualitas hidup yang lebih baik untuk masa depan. Selain itu orang yang berpendidikan tinggi juga dinilai lebih mudah mendapatkan pekerjaan. Paling tidak kelak bisa menjadi bekal untuk membantu suami mencari rejeki. Tapi sayangnya tidak semua wanita bisa beruntung melanjutkan pendidikan hingga menyandang gelar sarjana. Akulah salah satunya. Alih-alih kuliah, bergulat dengan tugas atau bergaul dengan skripsi aku malah sibuk mencari rejeki. Tapi dari situ aku bisa belajar mandiri diusia dini. Dari pada merutuki kehendak Tuhan, ku jadikan semua itu pelajaran.
Mengarungi kehidupan yang biasanya dijalani oleh orang-orang berusia matang tentu saja akan mengajarkan banyak hal tentang kedewasaan.
Pahit getir dunia kerja membuatku pandai menghargai waktu, uang dan tenaga. Masalah-masalah yang menuntut untuk di selesaikan, juga sikap rekan-rekan yang kadang menjengkelkan bisa menjadikanku pribadi yang tidak gegabah dan sabar.
Jika kelak kita berselisih paham, tolong jangan segan memberiku pelukan.
Kata orang setelah menikah hidup akan menjadi ringan karena kini kau bisa terbang dengan dua sayap, bersama pasangan. Sebagian lagi mengatakan hidupmu jadi semakin berat karena menyamakan kepakan dua sayap itu tidak mudah (wenda koiman)
Dari quote tersebut jelas bahwa terlepas dari segala kecocokan yang kita dapatkan, kita pasti akan di hadapkan dengan beragam remeh temeh kehidupan yang bisa menjadikan salah faham bahkan pertengkaran. Kapan saja kita bisa berubah menjadi manusia paling keras kepala sedunia. Tapi saat itu terjadi ingatlah bahwa aku selalu mencintaimu. Aku memang tak bisa menjanjikan banyak hal untukmu. Karena bagaimana pun kita tak akan tahu kehidupan akan merubah kita menjadi manusia jenis apa. Untuk itu aku tak akan menyerah untuk berusaha menjadi wanita baik yang akan membuatmu bahagia. Kelak aku juga akan berusaha keras menjelma menjadi air ketika kau menjadi api. Tapi percayalah hatiku tak setegar nabi. Aku punya emosi dan kadang juga sakit hati, untuk itu jangan segan memelukku jika itu terjadi. Tak peduli seberapa besar kemarahan yang menguasaiku, ku harap kau bersedia memaklumi. Percayalah satu pelukan darimu cukup ampuh meredam emosiku. Karena tak ada manusia yg sempurna mau kah kau berdamai dengan masa lalu ku yang tak luput dari cela?
21 satu tahun menjejaki bumi, tentu saja aku pernah berada pada fase dimana aku menyandang julukan sebagai abg labil. Pada fase ini kebebasan seperti mutlak ku dapatkan. Aku melakukan banyak hal demi kesenangan, hingga kadang mengabaikan beberapa norma dan peraturan. Aku pernah menjadi remaja keras kepala yang membangkang omongan orang tua. Jilbab yang seharusnya menjuntai menutupi dada malah ku lipat kebelakang demi kepentingan tren semata. Aku pernah begitu tekun mengejar duniaku hingga Sholat kadang ku tunda-tunda dan mengaji jika ada waktu saja. Aku juga bukan bunda Maria yang suci tanpa bersinggungan dengan pria. Sebelum mengenalmu tentu saja beberapa pria sempat mampir di hidupku untuk mengukir cerita. Mendengar pengakuan ini ku yakin akan membuatmu sedikit kecewa. Tak apa, aku sadar diri atas semuanya. Tapi percayalah, sekarang aku sudah berusaha keras memperbaiki semuanya. Hari demi hari ku coba timbun banyak pahala. Hari demi hari ku coba menjaga diri sekuat yang aku bisa. Aku telah sadar, usia yang sampai saat ini masih Tuhan berikan adalah kado berharga yang tak boleh ku sia-siakan. Di setiap penghujung doa selalu ku selipkan harapan agar kelak aku di di sandingkan dengan pria baik hati yang mau berlapang dada berdamai dengan masa laluku yang banyak cela. Dan meskipun belum pernah berjumpa, kuharap pria itu adalah kamu, calon imamku.
Measure
Measure
0 Response to " Surat Terbuka Untukmu Calon Imamku "
Posting Komentar