Apabila seseorang telah mati, maka sesuai ajaran Islam ia harus dikubur di dalam tanah. Beberapa menyebutnya kembali ke asalnya karena seperti yang kita tahu bahwa mulanya manusia diperbuat dari tanah, seperti Nabi Adam. Setiap makhluk yang bernyawa pasti akan mati. Namun, kapan, dimana, dan bagaimana kita akan mati, tak ada satu pun yang mengetahuinya. Allah telah menetapkan kapan akan terjadinya kiamat besar. Tapi, sesungguhnya kiamat kecil atau surga telah terjadi sejak dulu. Meninggalnya manusia dapat dikatakan sebagai kiamat kecil.
Kepastian yang ada dihadapan kita adalah kematian. Tak ada satu orang pun yang dapat menghindarinya. Bahkan kita tidak dapat menunda kematian yang sudah ditetapkan oleh Allah. Lalu, apa yang telah kita persiapkan untuk menghadapi kematian itu?
Setelah semua telah berakhir dengan ditiupkannya sangkakala, kemudian Allah bertanya mengenai siapa yang masih hidup setelah peristiwa dahsyat ini. Malaikat maut lalu menjawab jika yang masih hidup adalah dirinya (malaikat maut) dan Allah karena Allah akan hidup selamanya. Riwayat ini akan menjelaskan suara jeritan alam kubur yang begitu dahsyat.
Sebuah riwayat menjelaskan bahwa kemudian Allah memerintahkan malaikat maut untuk mencabut nyawanya sendiri. Riwayat lain menambahkan jika pada saat malaikat itu mencabut nyawanya sendiri maka ia akan menjerit sangat keras. Bahkan apabila pada saat itu masih ada manusia yang hidup, maka ia akan mati lagi karena mendengar jeritan malaikat maut yang begitu kencang dan terkejutnya.
Malaikat pencabut nyawa yang dikenal sangat keras saja masih terasa begitu menyakitkan ketika diri sendiri yang mencabut nyawa. Terlebih bagi kita yang merupakan manusia biasa.
Malaikat maut pun mengatakan jika ia tahu betapa menyakitkannya mati maka ia akan lebih lembut lagi saat mengambil nyawa orang-orang yang beriman. Allah kembali bertanya tentang siapa yang masih hidup, namun tidak ada yang menjawab karena memang tidak ada siapapun kecuali Allah.
Berdasarkan penjelasan di atas, kita tahu bahwa kematian adalah suatu hal yang menakutkan dan menyakitkan. Tak ada manusia yang siap mengahadapi kematian. Bahkan Rasulullah yang merupakan manusia paling mulia pun merasa takut saat mengahadapi kematian. Tidak bisa dibayangkan lagi betapa mengerikannya kematian. Kerasnya suara jeritan malaikat maut harus membuat kita semakin baik dalam beribadah.
Di hari akhir kelak, tidak ada salah seorang pun yang dapat menyelamatkan kita dari mengerikannya kematian. Bahkan kita dikubur seorang diri di liang kubur. Meskipun selama kita hidup kita memiliki harta yang melimpah, teman yang banyak, orang tua yang begitu sayang, dan keluarga lainnya, tapi semua itu tidak akan bisa menemani kita di alam kubur. Oleh karena itu, tidak ada yang bisa menyelamatkan kita selain diri kita sendiri. Selama Allah masih memberikan kita kesempatan untuk hidup, maka gunakanlah umur itu untuk melakukan ibadah atau amalan sebagai bekal di hari akhir kelak.
Namun sebagai manusia, wajar jika terkadang ada rasa malas untuk melakukan hal itu. Terdapat satu cara yang bisa meningkatkan keinginan kita untuk selalu beribadah, yakni dengan beranggapan jika di hari besok kita telah tiada. Dengan hal ini maka tidak ada waktu lagi untuk kita bermalas-malasan dalam melaksanakan ibadah.
0 Response to " Seberapa Keras Suara Jeritan Malaikat Maut? "
Posting Komentar