10 Alasan LDR Itu Sia-Sia. Daripada Tersiksa, Mending Kamu Ngejomblo Aja

Katanya, cinta yang kuat itu mengalahkan segala rintangan. Katanya, dua hati yang terpaut itu selalu bisa bertahan walau banyak tantangan. Katanya, hubungan yang langgeng itu bisa melewati banyak masa-masa indah dan nggak enak bersama-sama.
Tapi apa masih bilang begitu kalau udah ketemu mimpi buruk yang namanya jarak? Memang banyak sih pasangan yang bisa bertahan tetap bersama walau dipisahkan oleh ruang dan waktu. Tapi kalau kamu bukan tipe yang bener-bener mau tersiksa demi LDR, mending kamu jadi jomblo aja deh. Ngapain bertahan, APALAGI KALAU NGGAK CINTA-CINTA AMAT. Hahaha.
Kalau kamu udah kuat hatinya, silakan baca alasan-alasan yang bakal bikin kamu percaya bahwa sendiri lebih baik dari berdua tapi ujung-ujungnya sendiri juga..

1. Sebenarnya hubungan jarak jauh hanya pembenaran atas status jomblo terselubung


really? via id.pinterest.com
“Eh kamu sebenernya punya pacar nggak sih?”
“Punya dong.”
“Kok nggak pernah keliatan?”
“Iya, dia lagi nyari aer di planet Mars.”
Ketika punya pacar tapi jauh, kamu sebenarnya sedang ngejomblo tapi dengan segudang alasan. Ngapa-ngapain sendiri, kalau ada yang nemenin pun orangnya ganti-ganti. Kamu jadi terbiasa dengan ketidakhadirannya di sampingmu. Bahkan kadang kamu juga malah sampai lupa punya pacar.
Pada akhirnya, alih-alih punya orang yang bisa kamu andalkan, kamu pun harus bisa mengandalkan dirimu sendiri. Dia yang yang jauh itu cuma bisa ngingetin tapi nggak bisa bantuin. Coba tanyakan lagi, dia pacar apa Google Now?

2. Karena pacarmu seharusnya manusia yang nyata, bukan handphone dan antek-antek virtualnya

pacaran kok sama handphone via www.shutterstock.com
Orang LDR itu selalu dekat dengan handphone dan alat komunikasinya. Karena hanya dengan gadget dan teknologi, mereka bisa dengan mudah terkoneksi satu sama lain. Kamu pun begitu nasibnya kalau pacaran jarak jauh. Nggak mungkin ninggalin handphone di rumah, atau berpisah darinya dalam waktu lama, bisa bencana! Gimana kalau tiba-tiba si doi nelepon atau kirim pesan yang udah lama kamu tunggu-tunggu?
Lama-lama kamu jadi pacaran sama benda persegi panjang yang punya layar LCD menyala. Kamu jadi sayang banget sama gadgetmu, kadang sampai posesif dan nggak ngizinin orang lain mendekatinya. Kamu pantau semua media sosialnya dia dan segala kegiatan virtual yang ia tampilkan di dunia maya. Ehm, iya sih memang teknologi membantumu berkomunikasi, tapi dia nggak bisa lho jadi substitusi si dia di duniamu saat ini.
Pesan moral: cari pacar manusia!

3. Belum lagi kalau jaraknya nggak cuma ruang, tapi juga waktu. Yakin kamu tabah ritme biologismu terganggu?

di sini siang, di sana malem via paulmartinis.tumblr.com
Kalau masih beda kota atau provinsi, jarak yang terbentang lebar memang bikin kalian nggak bisa sering-sering ketemu. Tantangannya bakal lebih meningkat kalau kalian terpisah negara atau daerah yang zona waktunya berbeda.
Ketika dia baru bangun tidur, kamu sedang berjuang keras menahan kantuk tengah malam. Teleponan yang awalnya dibayangkan bakal banyak diisi dengan cerita seru pun jadi garing. Dianya buru-buru karena menyiapkan pekerjaannya untuk sehari penuh, sementara kamunya sudah kehabisan energi karena sudah seharian penuh beraktivitas. Ujung-ujungnya kalian harus berkorban dan merelakan ritme biologis terganggu. Soalnya kalau enggak, paling banter pembicaraan kalian cuma sebatas ini,
“Selamat pagi, Sayang. Selamat beraktivitas ya!”
“Makasih, Sayang. Selamat tidur ya..”
*tuut.. tuut.. tuuut…*
(dan diulang setiap hari selama setahun penuh)

4. Seperhatian-perhatiannya dia yang nanya “Udah makan belum?” bakal kalah juga sama yang bilang “Makan yuk..”

makan bareng, yuk.. via followfashion.nl
Nah ini nih, hal kecil tapi lama-lama bikin goyah juga. Awalnya kamu merasa cukup senang dengan perhatiannya yang rajin mengecek kondisimu. Salah satunya adalah dengan mengirimi pesan yang isinya mengingatkanmu untuk jangan lupa makan, terutama ketika kesibukanmu sedang jahanam-jahanamnya.
Tapi apalah arti sebuah pertanyaan kalau pada akhirnya dia nggak ada di sini juga untuk nemenin kamu makan dan mendengar langsung uneg-uneg tentang bagaimana harimu berjalan. Percaya deh, kalau ada orang lain yang kebetulan kamu udah naksir dia lama menawarkan untuk keluar cari makan bareng, nggak bakal kamu tolak karena toh kamu juga seneng-seneng aja dapet temen untuk melewati rutinitas seperti makan siang.

5. Sebaek-baeknya, dia yang bilang “good night” juga bakal kegeser sama yang malem-malem bisa nganterin kamu pulang sampai rumah

ada yang nemenin via scoobson.tumblr.com
Apalagi ini. Kamu kan nggak mungkin hanya mengurung diri di rumah dan menunggu saat-saat kamu bertemu pacarmu baru bisa bersenang-senang menikmati kehidupan di luar sana. Pastinya, banyak agenda yang sudah ingin kamu kunjungi. Konser, pameran, pertunjukan, film di bioskop, atau jalan-jalan santai berburu kuliner jadi kegiatan yang kamu tunggu-tunggu.
Seringnya sih kamu pergi sendiri, atau bersama orang lain yang sama-sama ingin melakukan kegiatan yang sama. Nah bayangkan, kalau ada orang lain yang kebetulan cakep punya ketertarikan sama dengan apa yang kamu sukai, bisa nemenin kamu melakukan hal-hal seru, bisa pulang bareng kamu, nganterin ke rumah, dan dengan sopan pamitan sama orangtuamu, apa nggak goyah hatimu?
Pacar jauh mah cuma bisa ngirim wallpaper kata-kata mutiara. Apalah gunanya.

6. Secakep-cakepnya yang di sana, liatin yang di depan mata lebih seger daripada liatin foto aja

foto-foto tentang kamu dan dia via paulmartinis.tumblr.com
Kalau kamu masih ngeyel bertahan menguatkan hati dengan sering-sering melihat fotonya yang kamu pigura di kamar dan meja kerjamu, tanyakan pada dirimu, mau sampai kapan? Foto itu mungkin memang menyimpan sejuta kenangan. Tapi masa sekarang pun terus berjalan, dan semakin banyak hal-hal baru dalam hidupmu yang, mohon maaf, menggeser kenangan manismu tentangnya.
Akuilah, apa yang ada di depan matamu jauh lebih terasa nyata dibanding foto yang kehadirannya terasa makin jauh berjuta tahun cahaya.

7. Kalau jomblo, kamu bisa nabung buat keperluanmu. Nggak bokek karena tiket pesawat dan budget buat ketemuan

perjalanan jauh demi bertemu via www.travelocity.com
LDR itu secara konsumsi finansial juga sebenarnya sangat menyiksa. Kamu perlu berhemat-hemat dalam keseharianmu yang pada dasarnya sudah sepi dan sendiri, menghitung waktu mundur ke tanggal rencanamu bertemu lagi dengan si dia, kemudian menghabiskan tabunganmu untuk tiket pesawat, transportasi, akomodasi, dan segala pengeluaran heboh untuk pacaran.
Tentunya kamu yang LDR pengen momen ketemuanmu istimewa. Nggak mungkin kan cuma gitu-gitu aja, ke situ-situ aja, makan yang itu-itu aja. Kamu dan dia pasti ingin mengeksplor lebih banyak hal dan biasanya itu berefek ke pengeluaran yang semakin membengkak.
Pulang-pulang, nggak cuma mellow pasca perpisahan yang kamu dapatkan, tapi juga sedih karena langsung bokek dalam waktu singkat.

8. Menghadiri undangan acara jadi dilema buat yang LDR, karena pas ditanya +1, bingung mau jawab apa

“Sis, dateng ya ke acara nikahan gue bulan depan.”
“Wah selamat yaaa! Iya, pasti gue dateng!”
“Lo bawa pasangan kan?”
“Em…”
Mau bawa orang lain buat nemenin nanti nggak enak sama pacar nun jauh di sana, mau dateng sendiri kok cengo’ juga. Lah, jadi rumit ceritanya. Antara harus jaga perasaan pacar sama pengen juga sesekali nunjukin sama orang lain bahwa kamu tuh sebenernya nggak sendiri lho, helooo…
Kalau kamu jomblo, perdebatan batin ini nggak bakal kamu alami. Mau bawa +1 nyomot dari mana aja bisa, mau dateng sendiri juga santai aja.

9. Momen lucu, senang, dan sedih bisa kamu nikmati saat itu juga. Nggak perlu ada kewajiban buat bikin “siaran ulang” pas momennya udah hilang

sebuah pelukan merangkum ribuan kata via www.flickr.com
Setiap momen yang kamu lewati dalam fase kehidupanmu memang ditujukan untuk dinikmati pada saat itu juga. Kalaupun harus ditunda untuk diceritakan kembali ke orang terdekat, sebaiknya tidak menunggu berlama-lama agar perasaannya tetap masih sama dan mereka bisa merespon sesuai yang kamu butuhkan. Jika kesenangan yang datang, mereka bisa mengatur perayaan. Jika kesedihan yang giliran melanda, mereka bisa menawarkanmu ketenangan.
Beda cerita kalau dia yang kamu harapkan menjalani momen bersamamu malah terpisah jauh. Berbagai kesibukan dan perbedaan lokasi membuat suasana hatimu dan dia belum tentu sama. Lagipula, pun dia bisa merespon sesuai dengan yang kamu butuhkan, tetep saja momen-momen emosional membutuhkan lebih dari ucapan. Sebuah pelukan adalah hal sederhana yang paling kamu perlukan, tapi paling tidak bisa dia berikan.

10. Apalagi kalau dia nggak kunjung menawarkan komitmen lebih, apa yang mau dipertahanin?

bedanya jarak dan waktu, cuy via www.buzzfeed.com
Dengar ini, hai kamu yang masih berjuang dalam hubungan jarak jauh. LDR itu hanya bijaksana untuk dipertahakan jika ada tujuan besar yang sedang kalian perjuangkan bersama. Tujuan ini bukan yang absurd atau janji-janji semu semata, tapi tujuan yang terdefinisi meliputi komitmen dan batas waktu yang kalian sepakati. LDR yang berarti hanyalah ketika dia mengarah ke jenjang yang lebih tinggi.
Dengan ini, kamu jadi bisa mengukur batasmu dan memperkirakan kemampuanmu untuk menjaga hubungan yang sebenarnya sangat menyiksa ini. Jika komitmen pun tidak ada, lantas kamu mau memperjuangkan apa?
Dengan sebegitu banyaknya alasan yang membuktikan bahwa LDR itu nggak bakal lebih baik dari ngejomblo, coba dipikir-pikir lagi apakah hubungan ini masih layak dipertahankan? Tapi kalau akhirnya kamu memilih putus, jangan nyalahin Hipwee ya. Kami hanya menyarankan. :p

0 Response to " 10 Alasan LDR Itu Sia-Sia. Daripada Tersiksa, Mending Kamu Ngejomblo Aja "

Posting Komentar