Pacaran Lama Bukan Jaminan Dia adalah Pasangan yang Paling Tepat, Lho!

Tersesat itu hal biasa, untuk orang-orang yang sedang dalam perjalanan. Tapi, sadar atau tidak, lebih banyak orang yang tersesat karena tidak punya tujuan yang jelas dalam hidup, termasuk soal cinta. Ketika kamu sedang menjalin hubungan spesial dengan seseorang, pada awalnya pasti indah. Namun setahun dua tahun kemudian, kebosanan mulai merasuk ke hubungan kalian dan pertengkaran lebih sering terjadi, hanya karena hal-hal sepele.
Kalau usia kamu 20-25 tahun, maka kamu dihadapkan kepada tuntutan sosial untuk menikah – atau paling tidak memiliki pasangan yang sudah “jelas”. Berpacaran selama lebih dari satu tahun membuatmu merasa yakin kalau pasanganmu sekarang adalah calon yang tepat untuk dijadikan partner hidup.

Di tengah-tengah tuntutan itu, usia pacaran yang sudah bertahun-tahun dan mulai membosankan, dan cita-cita lain yang belum terwujud, tiba-tiba muncul bayangan orang yang pernah kamu sayang bertahun-tahun yang lalu, yang tidak pernah memberikan jawaban yang jelas. Apakah dia mencintaimu, atau tidak? Dan terpikirlah niat untuk menghubunginya, untuk mencoba menjalin hubungan yang belum sempat terwujud. Pernah mengalami hal seperti ini?
Wajar. Di satu sisi, kamu pasti berpikir bahwa, “Ah, sudahlah. Sama yang ini saja. Toh nyatanya hubungan kami dapat bertahan bertahun-tahun. Lagipula, dia yang disana atau entah dimana itu kan, tidak pernah ada kejelasan. Realistis saja lah.”
Di sisi lain, kamu juga berpikir, “Bagaimana kalau ini kesempatanku satu-satunya? Satu momen “sekarang atau tidak sama sekali” dalam hidup. Bagaimana jika ternyata kalau aku mencoba, aku akan mendapatkan apa yang aku inginkan sejak dulu?”

Oke, Sekarang kita coba untuk mengurai poin-poin permasalahannya.

Pertama: Memasuki usia 20-an semakin banyak tuntutan soal jodoh.

Usia 20 tahunan. Tuntutan semakin banyak, tidak ada yang menawarkan solusi. “Jadi mana calon yang mau dikenalin sama mamah?”, adalah salah satu pertanyaan yang membuat orang-orang di usia ini stress berat. Padahal belum ada yang mau dibawa ke rumah. Kalaupun sudah ada, belum tentu yakin.

Kedua: Usia pacaran yang lama bukan suatu jaminan pasti.

Usia pacaran lebih dari satu tahun. Akuilah, semakin lama usia hubungan, semakin sulit pula kita melepaskan. Padahal semakin lama semakin terasa kalau pacarmu yang sekarang bukan orang yang tepat untuk menjadi teman hidupmu selamanya.
Mulai dari percakapan yang semakin datar dan garing, prioritasnya yang dulu kamu jadi bergeser ke yang lain dan kamu diabaikan, mulai muncul kekerasan fisik maupun verbal, dan lain-lain. Tapi kamu takut memutuskan hubungan ini karena sudah lama dan inner circle-mu sudah mengenalnya sebagai calon pasangan hidupmu.

Ketiga: Ternyata ada seseorang di masa lalu yang menurutmu lebih tepat.

Sebenarnya kamu sayang sama orang lain. Tapi tidak ada kemungkinan untuk bersamanya. Mungkin dia meninggalkan kamu dulu sewaktu kuliah di tempat berbeda. Mungkin dia adalah teman terbaik yang tidak pernah jadi pacar.
Mungkin kalian saling sayang tapi waktu kalian selalu tidak tepat. Dan untuk “mengejarnya” sekarang bukanlah tindakan yang rasional karena si dia sudah“out of reach” – beda kota dan lost contact, misalnya.

Lalu bagaimana solusinya? Apa yang harus kamu lakukan?

Pertama: Di usia 20-an seharusnya membuatmu lebih dewasa dalam menyikapi tuntutan.

Justru karena usiamu sudah di atas 20 tahun, semua yang terjadi di hidupmu sekarang menjadi tanggung jawabmu sendiri. Jika ada masalah, selesaikan sendiri. Tidak perlu menjadikan perkataan orang lain sebagai beban, termasuk keluarga.
Berceritalah kepada sahabatmu, atau siapapun orang paling kamu percaya. Mintalah nasihat kepada yang berpengalaman. Kalau orangtuamu berpengalaman tapi cara pandangnya masih “jadul, cobalah minta saran kepada yang seumuran denganmu.

Kedua: Usia pacaran yang lama bukan jaminan pasti dialah yang terbaik.

Usia pacaran tidak berbanding lurus dengan kualitas hubungan kalian. Kalau memang kamu merasa sudah tidak cocok, putuskan.
Lebih baik sakit sekarang daripada sakit ketika nanti sudah menikah, bukan?Inner circle-mu pasti akan memahami posisimu kalau kamu menjelaskannya kepada mereka. Lagipula, ini hidupmu. Screw what people say. Do what you have to do for you!

Ketiga: Kejarlah cintamu yang sesungguhnya.

Kamu tidak akan tahu sebelum mencoba. Daripada selamanya berandai-andai “Bagaimana ya kalau aku waktu itu menghubunginya? Kira-kira dia mau mencoba sama aku atau tidak, ya?”, dan “bagaimana jika” yang lain.
Pick up your phone, pack your bags, get on the train, go to his/her place, dan cobalah mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaanmu yang belum terjawab selama ini. You only live once. But if you do it right, once is enough.

0 Response to " Pacaran Lama Bukan Jaminan Dia adalah Pasangan yang Paling Tepat, Lho! "

Posting Komentar