Hey kau yang di sana, sudah beberapa minggu kita tidak pernah bertemu kerena sesuatu hal. Kau tahu, aku suka menulis tentangmu. Mungkin kamu adalah inspirasi saat aku menulis, jariku sangat lancar mengetik tiap kata yang akan kurangkai menjadi beberapa kalimat, ketika aku membayangkan semua tentang kamu. Sepertinya aku sangat merindukanmu saat ini.
Rindu, iya aku sangat merindukanmu. Maafkan aku yang tak bisa selalu bersama denganmu, maafkan aku yang tak bisa menemanimu, maafkan aku yang tak ada di saat kamu lelah atau saat kamu sedang sedih. Sekali lagi aku bukan wanita yang bisa berkeliaran dengan bebas menemui kekasihnya. Aku juga bukan wanita yang biasa hang out tiap malam. Kerjaanku kalau bukan di rumah, tempat kerja, rumah, tempat kerja begitu saja.
Aku sangat menyadari intensitas pertemuan kita kurang. Tapi tahukah kau, ini semua tidak menghilangkan rasa ini padamu. Rasa yang bukan hanya sekedar cinta-cintaan anak abg, rasa yang hanya akan bertahan karena pertemuan-pertemuan dan hal-hal indah setelah itu timbul kebosanan, saling menyakiti satu sama lain dan pergi mencari pengganti.
Kita sudah sama-sama menghabiskan waktu bersama, bukan hanya hitungan bulan tapi tahun, kita tetap bertahan meski kadang pertengkaran yang membuat kita sama-sama sakit, kita tetap bersama meskipun diantara kita memiliki kekurangan dan kita bertahan meski waktu tak menginginkan kita untuk bersua.
Mungkin kau akan tersenyum saat membaca ini, jujur saja sampai saat ini ketika aku akan bertemu denganmu jantungku berdebar, meskipun sudah melewati beberapa tahun denganmu entah mengapa setiap bertemu denganmu debaranku masih sama, sama seperti kita pertama kali bertemu, pertama kali kau mengungkapakan persaanmu, pertama kali kau menatap lebih dalam dimataku. Aku seperti meraskan jatuh cinta lagi, lagi dan lagi pada orang yang sama.
Siapa wanita yang tidak jatuh cinta ketika prianya begitu baik dan sangat pengertian, Kau sangat mengerti keadaanku, kau sabar ketika aku mengatakan aku tak bisa menemanimu, sedangkan aku, seringkali marah kalau kamu tak bisa menemaniku. Kau selalu sabar mendengar semua keluh kesalku meskipun berjam-jam lamanya sedangkan aku kadang tak memperhatikan apa yang kamu katakan. Kamu selalu mementingkan urusanku dan kadang tak peduli dengan dirimu ketika aku membutuhkanmu.
Aku egois yah? iya aku menyadari itu. Saat bertemu denganmu aku belajar banyak hal tentang hidup ini, aku yang sangat suka menyendiri dan tak peduli apapun dengan kesusahan orang lain kini belajar untuk lebih peduli, aku belajar bagaimana lebih menghargai orang lain berusaha membantu jika ada yang memerlukan bantuanku berusaha ramah meskipun tak dikenal. Aku berusaha tak berprasangka buruk pada orang lain, aku juga berusaha untuk tidak menggosip tentang orang lain, tanpa kusadari kau mengajarkanku banyak hal tentang kehidupan ini.
Priaku, meski wanitamu ini kadang melukai perasaanmu, jujur dalam lubuk hatiku yang paling dalam aku tak ingin melakukan itu, aku saat ini berusaha memahami semua perasaanmu, berusaha membahagiakan kamu. Namun kembali lagi aku wanita biasa yang tak lepas dari khilaf. Aku wanita yang berusaha menjadi yang terbaik untukmu, wanita yang belajar bukan hanya memcintaimu, tapi juga belajar menghargai semua yang berkaitan denganmu baik keluargamu, teman-temanmu dan pekerjaanmu.
Membuatmu bahagia kini menjadi hal yang selalu aku cita-citakan. Kasih tetaplah disampingku, jika bahagiamu adalah aku. Jika tidak pergilah temukan bahagiamu, karena kau pantas bahagia. Kini aku tidak memusingkan tentang jodoh yang aku tahu Tuhan telah mengaturnya untukku. Kau akan menjadi jodohku atau tidak, aku bersyukur bisa mengenalmu dan saat ini bisa melewati hari bersamamu.
0 Response to " Jodoh atau Tidak, Aku Bersyukur Saat Ini Bisa Melewati Hari Bersamamu "
Posting Komentar