Karena Alquran, Politisi Anti-Islam Ini Masuk Islam


Terbelalaklah orang-orang itu. Menyaksikan video yang dikirim melalui surat elektronik. Video itu berisi sanjungan untuk Alquran, kitab suci umat Islam. Para anggota Partai Front Nasional Prancis itu langsung gempar.

Video itu berdurasi 10 menit 57 detik. Berisi penjelasan tentang “mukjizat ilmiah Alquran”. Video itu menegaskan seluruh isi Alquran benar adanya. “Lebih dari 500 ayat yang berbicara tentang sains tanpa kesalahan... astronomi, bilologi, fisika, geologi.”

Hati para politisi itu semakin terbakar. Sebab pengirim video itu bukan orang asing. Melainkan kolega mereka, Maxence Buttey. Kader partai yang pada bulan April 2014 terpilih sebagai anggota Dewan Kota di Noisy-le-Grand. Sebuah wilayah di pinggiran Paris.

Bagi para politisi Partai Front Nasional Prancis, pengiriman video itu sungguh memalukan. Apalagi dilakukan oleh kader partai. Sebab, selama ini mereka terkenal sinis pada Islam. bersuara keras menolak apa yang mereka sebut sebagai “Islamisasi Prancis”.

Namun tidak bagi Buttey. Video itu dia kirim untuk menjelaskan kebenaran Alquran. Pesan yang tidak pernah dipahami oleh para politisi itu. “Ketika saya membaca Alquran secara menyeluruh, saya paham bahwa agama ini lebih terbuka,” kata Buttey dikutip The Telegraph.

***

Pengiriman video pada 25 Oktober 2014 itu bukan tanpa latar belakang. Buttey sengaja mengirimnya karena di tubuh partai sayap kanan Prancis itu telah tersiar kabar bahwa dirinya telah memeluk Islam. Sehingga video itu menjadi penegasan. Buttey telah memeluk Islam sejak bulan Juli.

Buttey bukan baru saja mengenal Islam. Dia pertama kali mengenal agama ini pada usia 19 tahun. Dia tahu agama ini dari seorang teman di sekolah. Namun kala itu dia belum tertarik dengan ajaran Islam dan memilih bergabung ke Partai Front Nasional yang ingin menjauhkan Prancis dari kaum imigran dan juga Islam.

Pemuda kelahiran 3 Januari 1992 ini “kembali dekat” dengan Islam saat gencar berkampanye menuju kursi Dewan Kota Noisy-de-Grand awal tahun ini. Saat itulah dia intens bertemu dengan seorang imam muslim. Dari pertemuan itu mereka intens berdiskusi tentang Islam dan dunia muslim.
Buttey juga mulai banyak memelajari Alquran. Dia menemukan Kitab Suci ini sangat konsisten dan tak ada pertentangan.

Setelah lama bertukar pikiran dengan sang imam, Buttey mulai serius mendalami Islam. Dia sungguh-sungguh mempelajari Alquran. Di sanalah dia menemukan berbagai kebenaran. Khususnya tentang ilmu pengetahuan.

Selain kagum dengan Alquran, Buttey juga mengaku masuk Islam karena sulit menerima versi resmi peledakan Gedung World Trade Center 11 September 2001, yang menuding kelompok Islam sebagai pelakunya. Dia juga tak bisa percaya dengan kasus Mohammed Merah, yang dituduh membunuh tujuh orang dalam sebuah serangan di Prancis tahun 2012. Setelah hatinya mantap, pada Juli tahun lalu itu dia mengucap Syahadat. Mendeklarasikan diri sebagai muslim.

Kabar dengan cepat menyebar. Kawan di internal partai langsung kasak-kusuk. Menggunjingkan pemuda 22 tahun yang masuk Islam itu. Tentu dengan sudut pandang mereka, yang memahami bahwa Islam dan Alquran dengan alakadarnya. Sehingga Buttey pun memutuskan mengirim video itu untuk menjelaskan bahwa Alquran merupakan pesan yang benar.

Video itu menjelaskan ayat-ayat Alqurat terhadap berbagai fenomena alam. Mulai terbentuknya alam semesta, susunan Bumi, hingga proses hidup manusia. “Tak ada kontradiksi atau kesalahan,” demikian pesan dalam video yang dikirim Buttey melalui email kepada 10 politisi Partai Front Nasional Prancis.

***

Video itu langsung membuat pucuk pimpinan Partai Front Nasional Prancis, Marine Le Pen, gerah. Media-media Prancis bahkan menulis bahwa video itu telah memalukan partai yang didirikan oleh ayah Marine, Jean-Marie Le Pen, itu.

Reaksi keras partai disampaikan melalui Sekretaris Front Nasional setempat, Jordan Bardella. “Video dakwah seperti yang dikirim Maxence tak dapat diterima,” tutur dia.

Buttey dituduh berdakwah. Pengiriman video kepada 10 kolega partainya itu dinilai sebagai bentuk mencampuradukkan antara urusan pribadi dengan urusan partai. Dia juga dituduh mengajak anggota partainya untuk turut memeluk Islam. Tindakan ini tentu saja diharamkan oleh Front Nasional yang dikenal sangat getol mengadopsi paham anti-Islam selama bertahun-tahun.

“Agama adalah pilihan pribadi yang saya hormati, tapi ini seharusnya tidak dimasukkan ke dalam ruang aktivitas politik. Video dakwah yang dikirim Maxence tak dapat diterima,” Bardella menegaskan.

Akibat pengiriman video “mukjizat ilmiah Alquran” itu, Buttey dikeluarkan dari keanggotaan partai. Namun Front Nasional tak bisa mencopot Buttey sebagai Anggota Dewan Kota Noisy-le-Grand. Sebab, Buttey dipilih rakyat.
Belakangan, keputusan memecat Buttey sebagai anggota partai dianulir Front Nasional. Mereka takut dicap anti agama. Sehingga status Buttey tetap anggota partai, namun tanpa jabatan apapun.

Buttey bukan tak sadar dengan risiko-risiko itu. Dia siap menerima sanksi apapun dari partai akibat tindakan itu. Bahkan, dia sadar sepenuhnya langkahnya masuk Islam dan mengirim video ini akan mengecewakan masyarakat yang telah memilihnya menjadi Dewan Kota.

“Beberapa pemilih saya akan tidak suka dengan pilihan saya. Tapi saya siap menjelaskan kepada mereka bahwa Islam memiliki sebuah misi untuk menyatukan seluruh laki-laki maupun perempuan,” tutur Buttey.

Menurut Buttey, Islam sama halnya dengan Partai Front Nasional yang selalu digambarkan buruk. Namun, itu sesungguhnya jauh berbeda dengan apa yang digambarkan media-media Barat. “Seperti Islam, FN membela yang lemah. Partai mengutuk suku bunga yang tinggi pada utang negara kita, dan Islam menentang praktik riba,” tambah dia.

Ia beralasan, video yang dikirim kepada 10 politisi Front Nasional itu dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada mereka tentang Islam yang sebenarnya. “Ada banyak Islamophobia (kecurigaan terhadap Islam) di dalam FN,” ujar Buttey.

Dia menyangkal bahwa pengiriman video tersebut untuk mengajak rekan-rekannya masuk Islam. “Terkait video, saya tidak mengatakan apa-apa, tidak mempromosikan agama saya. Mereka menghukum saya hanya karena keyakinan agama saya,” Buttey menambahkan.

Itulah Buttey. Politisi muda Prancis yang masuk Islam karena menemukan kebenaran dalam Alquran. Sekali meyakini Islam, dia berani mengambil segala risiko untuk mempertahankan iman dan memberikan penjelasan yang benar tentang agama yang dia yakini. Meski dengan resiko terburuk: dipecat dari partai!

0 Response to " Karena Alquran, Politisi Anti-Islam Ini Masuk Islam "

Posting Komentar