Kuserahkan Putriku Padamu (Renungan Untuk Para Suami)


Putri kecil kami terlahir didunia, dia jadi lambang kebahagiaan untuk kami, orang tuanya. Bahagia yang tidak ada tara kami rasakan karena itu. Kami menjaganya siang serta malam, hingga kami melupakan keadaan diri sendiri. Kami sadar, memanglah seharusnyalah seperti itu keharusan orangtua. Kami besarkan dia dengan segenap jiwa serta raga. Kami didik dengan semaksimal pengetahuan yang kami mempunyai. Serta kami jaga dia dengan penuh kehati-hatian.

Dan waktupun berlalu… Dia saat ini sudah jadi sesosok gadis yang cantik. Begitu bangga kami memilikinya. Kami memikirkan, begitu cepat waktu berlalu, serta terbersit dalam hati kami untuk terus menahannnya di sini. Bukan bermaksud menempatkan ego kami atas hidupnya, Tetapi sebagai orangtua, siapa yang bisa berpisah dari anaknya. Putri kesayangannnya. Namun,… Hari ini, akhirnya datang juga. Waktu di mana kami mesti melihatnya terbalut dalam baju cantik, yakni gaun pengantinnya. Gadis kecil kami sudah tumbuh dewasa. Serta setelah ijab kabul ini, kau lah saat ini sebagai penjaganya. Menggantikan kami. Mari ikatkan tanganmu kepadanya. Saat akhirnya memaksa kami berpisah dengannya. Meskipun kau yaitu orang yang asing serta baru sebentar dikenalnya, sedang kami yaitu orang tuanya yang sudah mengorbankan seluruhnya yang kami mempunyai untuk dia. Tetapi, tidak ada sama sekali kemarahan kami atas dirimu, menantuku.

Tetapi izinkan kami sedikit meluapkan rasa sedih atas seorang putri kami yang harus jauh meninggalkan kami, karena mesti mengikutimu. Kami juga tidak bakal memprotes kepadamu, lantaran mulai hari ini, dia mesti memprioritaskan kau di atas kami. Tolong, jangan beratkan hatinya, karena sebenarnya pun hatinya sudah berat untuk meninggalkan kami serta cuma mengabdi kepadamu. Seperti hal nya anak yang mau berbakti pada orangtua, pun demikian dengannya. Kami tak keberatan jika mesti sendiri, tidak ada gadis kecil kami dahulu yang senantiasa temani serta menolong kami dimasa tua.

Kami menikahkanmu dengan anak gadis kami serta memberi kepadamu dengan cuma- hanya, kami cuma memohon buat dia senantiasa kau jagalah serta kau bahagiakan. Janganlah sakiti hatinya, lantaran hal itu bermakna juga bakal menyakiti kami. Dia kami besarkan dengan seluruh jiwa raga, untuk jadi penopang kami harap dimasa depan, untuk mengangkat kehormatan serta derajat kami. Tetapi saat ini kami mesti menitipkannya kepadamu. Kami tidaklah keberatan, lantaran berarti terjagalah kehormatan putri kami.
Bila kau tidak sudi atas kekurangannya, ingatkanlah dia lewat cara yang baik, mohon janganlah sakiti dia, sekali lagi, janganlah sakiti dia. Satu waktu dia menangis lantaran terasa kasihan dengan kami yang mulai menua, tetapi mesti sendiri berdua di sini, tidak ada kemunculannya lagi. Tahukah engkau wahai menantuku, bahwa kau juga memiliki orangtua, juga dengan istrimu ini. Sewaktu kau perintahkan dia untuk temani orang tuamu di sana, sempatkah kau memikirkan begitu luasnya hati istrimu? Dia mengorbankan egonya sendiri untuk terus ada disamping orang tuamu, melindungi serta menjaga mereka, tengah kami ketahui begitu sedih dia lantaran dengan itu bermakna orang tuanya sendiri, mesti sendiri. Sekalipun tidak ada keluh kesah darinya perihal seluruhnya itu, lantaran semua adalah untuk menepati kewajibannya pada Allah.

Dia mementingkan dirimu serta cuma dapat kirim doa pada kami dari jauh. Jujur, sedih hati kami waktu jauh darinya. Tetapi apalah daya kami, memanglah telah saat semestinya seperti itu, kau lebih memiliki hak atasnya daripada kami, orang tuanya sendiri. Jadi hargailah dia yang sudah dengan ikhlas mengabdi kepadamu. Jadi hiburlah dia yang sudah bikin ketentuan yang sedemikian susah. Jadi sayangilah dia atas seluruhnya pengorbanannya yang cuma untuk dirimu. Begitulah cantiknya putri kami, Mudah-mudahan kau tahu begitu berharganya istrimu itu, bila kau mengerti.

0 Response to " Kuserahkan Putriku Padamu (Renungan Untuk Para Suami) "

Posting Komentar