Jam dinding menunjukkan pukul 04.00 Wita, ketika dering handphone membangunkan Jro Mangku Dalem, I Made Sudana, dari tidurnya pada Sabtu (18/6/2016) kemarin.
Saat telepon diangkat, yang terdengar hanya bunyi kegaduhan tanpa informasi apapun dari si penelepon yang sudah ia kenal nomornya.
Merasa khawatir, Mangku Sudana dan istrinya Mangku Desak Made Arini mendatangi rumah si penelepon, yakni Guru Jendra.
Kalajengking yang ditemukan pasca kebakaran di Pura Dalem Abiansemal, Badung, Bali, Sabtu (18/6/2016). (istimewa)
Saat di depan Pura Dalem, puluhan masyarakat berlarian membawa ember berisi air.
Mata membelalak, tubuh bergetar dan keringat dingin membasahi tubuh suami-istri ini tatkala melihat api telah melahap bangunan pura.
“Tiyang dapat telepon jam empat pagi. Sementara kejadiannya sudah sejak jam dua dini hari. Tubuh ini langsung lemas dan gemetar saat melihat kejadian itu. Pelinggih dan tapakan hangus semua. Ini terjadi begitu saja. Tidak ada firasat apapun,” ujar Mangku Desak Arini saat ditemui Tribun Bali.
Informasi yang dihimpun di Tempat Kejadian Perkara (TKP), kebakaran pertama kali diketahui oleh Guru Jendra.
Saat itu, pukul 02.00 Wita, Guru Jendra keluar rumah untuk pipis, dan mendengar ada suara letupan kecil.
Awalnya, dia mengira itu suara koral yang diturunkan dari truk.
Dugaannya beralasan, sebab di sebelah utara pura memang sedang ada pembangunan.
“Tapi setelah saya cek, ternyata letupan itu dari kebakaran. Saya langsung menelepon jro mangku dan kelian,” ujar Guru Jendra.
Kebakaran tersebut mengakibatkan 12 gedong dan delapan tapakan hanya tinggal puing.
Gedong-gedong tersebut di antaranya, Gedong Ratu Lingsir, Gedong Ratu Gede, Gedong Ratu Dalem, dua buah Gedong Pengapit, Gedong Ida Ratu Nyoman, Pepelik, Lumbung, dua buah Panggungan, dan Bale Peselang.
Kebakaran di Pura Dalem Abiansemal, Badung, Bali, Sabtu (18/6/2016). (Istimewa)
Sementara tapakan yang ludes dilahap api di antaranya, Ratu Gede (barong bangkal), Ratu Ayu (barong macan), Ratu Gni, Ratu Naga, Ratu Lutung dan Ratu Paksi.
“Hanya pererai (kepala) Ratu Bangkal saja yang tersisa. Itu pun sudah hangus. Sementara yang lainnya sama sekali tidak tersisa sama sekali,” ucap Mangku Desa Arini.
Ketika berada di TKP dan melakukan evakuasi terhadap badan tapakan yang tengah hangus terbakar, Kapolsek Abiansemal Komisaris Polisi (Kompol) AA Oka Kusuma tanpa sengaja melihat seekor kalajengking berwarna emas.
Anehnya, kalajengking tersebut ditemukan dalam keadaan hidup di dalam Gedong Ratu Gede yang telah hangus terbakar.
Melihat hal tersebut, Kompol Kusuma lalu melaporkan ke warga.
Dan, warga pun terkejut sekaligus bersyukur.
Sebab, menurut para pemangku, kalajengking tersebut merupakan sebuah cihna atau kode bahwa Ida Bhatara masih berstana di pelinggih yang tinggal puing tersebut.
“Ini merupakan cihna. Bhatara ingin memberitahu kepada kita bahwa beliau tidak hilang. Beliau masih di sana. Hanya saja, lewat kebakaran ini beliau ingin agar raganya segera diperbaharui. Sebab, memang sebelum kebakaran ini, kami memang akan menggelas ngodak (memperbarui raga) semua tapakan,” ujar seorang pemangku.
Setelah api berhasil dipadamkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Badung menyebut bahwa kerugian material yang diakibatkan kebakaranitu mencapai Rp 2 miliar.
Kepala Seksi Operasi Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Badung, I Ketut Nadu mengatakan, pihaknya telah mengerahkan delapan unit mobil damkar berdaya tampung 4.000 liter air.
Namun, pihaknya tetap tidak bisa menghindarkan kerugian yang besar lantaran beberapa hal.
Antara lain, informasi yang telat ke Dinas Damkar, dan sulitnya mencari sumber air.
“Kami baru dapat info jam lima pagi, sementara kejadian sudah sejak jam dua. Saat sampai di lokasi, 80 persen pura sudah ludes. Kami juga kesulitan mencari pasokan air. Sebab tidak ada sungai, sementara debit air dari hydrant kecil, sebab di pagi hari pengguna air kan banyak. Meski begitu, setidaknya kami bisa mengisolasi, sehingga api tak merembet ke luar pura,” ucap Ketut Nadu.
Kapolsek Kuta Utara, Kompol AA Oka Kusuma mengungkapkan kebakaran ini diduga dipicu oleh korsleting listrik, yang bersumber dari bola lampur Gedong Ratu Gede.
“Sebelum kebakaran, nyala lampu di Gedong Ratu Gede seperti setengah nyala api lilin, redup. Ketika menghidupkan lampunya, saklarnya harus mendapatkan tekanan keras. Bila cuaca cerah, nyala lampu tersebut normal. Namun saat hujan lebat, nyalanya setengah api lilin. Selain itu, pemasangan kabel di sana serabutan. Karena itu, diduga disebabkan korsleting listrik,” jelasnya.
Saat mendapatkan laporan tentang kebakaran itu sekitar pukul 05.00 Wita, kapolsek langsung tancap gas ke TKP, dengan hanya menggunakan celana kolor dan kaos oblong.
“Tadi terburu-buru. Tadi saya ditelepon jam lima. Biar cepat sampai TKP, makanya saya tidak perlu lagi pakai seragam. Sebab respon kita harus cepat,” kata kapolsek. (*)
0 Response to " Kalajengking Warna Emas Kejutkan Warga Pasca Kebakaran Pura Dalem Abiansemal "
Posting Komentar